Sabtu, 01 Februari 2014

Pengaruh Motivasi Terhadap Peserta Didik



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985). Berdasarkan rumusan tersebut motif merupakan faktor dinamis, penyebab seseorang melakukan perbuatan. Suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh sesuatu motif. Namun juga bisa disebabkan oleh beberapa motif. Dalam belajar, motivasi punya peranan yang penting. Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. Setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil sesuai yang diharapkan.
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya yaitu:
1.      Pengaruh tenaga pendidik terhadap prestasi belajar siswa disekolah.
2.      Pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
3.      Pengaruh motivasi belajar terhadap anak didik.





C.     Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka tidak mungkin untuk membahas semua masalah yang telah diidentifikasikan. Oleh karena itu membatasi masalah yang akan diteliti yakni mengenai:
1.      Pengaruh motivasi belajar terhadap anak didik.

D. Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan metode pengambilan data secara sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada seperti internet, dan berbagai macam buku.











BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR.
2.1 DESKRIPSI TEORI
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Latin, movere yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang mempengaruhi motif disebut motivasi.
Jadi motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan (Walgito, 2004: 220). Sedang menurut Plotnik (2005: 328), motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu.
Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan m Menurut Sardiman A.M(73:2011),”kata motif, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat dikatakan sabagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sanagat dirasakan/mendesak.
            Menurut Mc.donald dalam Sardiman A.m (73:2011),”motivasi adalah perubahan energy diri sesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.Dari pengerian yang dikemukan oleh Mc.donald ini mengandung tiga elemn penting.
1.      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energy di dalam system “neurophysiological” yang ada pada organism manusia.
2.      Motivasi ditandai dengan munculnya,rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan–persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku.
3.      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.

memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut (Wlodkowski:1985).

2. Aspek motivasi
Tiga aspek motivasi menurut Walgito, yaitu:
1. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri organisme
yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, keadaan mental (berpikiri dan ingatan).
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
3. Sasaran atau tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Ciri motivasi menurut Plotnik, yaitu:
1. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan suatu kegiatan.
2. Anda langsung mengarahkan energi anda, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Anda mempunyai intensitas perasaan-perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.
3.       Pengertian Belajar
Belajar adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja yang dapat menimbulkan tingkah laku (baik actual/nyata maupun potensil/tidak tampak) dimana perubahan yang dihasilkan tersebut bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dibawah ini pengertian belajar menurut para ahli:
  • Cronbach, Lindgren, Crow & Crow
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman.
  • Masrun, Sri Mulyani
Belajar adalah proses perubahan lahir dan batin dimana perubahan yang terjadi bersifat positif dan relative permanen.
  • Morgan
Belajar adalah segala perubahan perilaku yang relative permanent yang muncul sebagai akibat dari latuhan dan pengalaman.
4. Ciri kegiatan belajar
1. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah
Laku, baik secara actual maupun potensial, baik maupun buruk.
2. Perubahan yang terjadi bersifat positif dan berlaku dalam waktu yang
relatif lama.
3. Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha (termasuk didalamnya
latihan dan pengalaman). Perubahan karena efek perkembangan dan kematangan tidak termasuk dalam proses belajar.
Faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar
  • INTERNAL
Faktor yang berasal dari diri individu (sebagai input), meliputi:
a. Fisiologis, meliputi kondisi jasmani, fungsi alat indera, saraf sentral, dan
sebagainya.
b. Psikologis, meliputi minat, motivasi, emosi, inteligensi, bakat, dsb.
  • EKSTERNAL
Faktor diluar diri individu yang mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar, meliputi:
1. Sosial/Lingkungan, yaitu pola asuh keluarga, dukungan dari
lingkungan disekitar individu, kehadiran seseorang secara langsung ataupun representasinya. Misalnya, bila teringat orangtua maka motivasi untuk menyelesaikan skripsi meningkat.
2. Instrumental, meliputi alat perlengkapan belajar, ruang belajar,
ventilasi, penerangan, cuaca, materi yang diberikan, peraturan-peraturan yang mengikat dalam proses belajar.
4.      Macam-macam motivasi belajar
Dalam membahas macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
  • Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
  • Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto (1998), motif itu ada tiga golongan yaitu :
1)      Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
2)      Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.
3)      Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1998:64), mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
    Jenis Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
1.      Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang aktif atau berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
2.      Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar.Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
     Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah dicapai.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akandikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
5.      Cara belajar
Cara belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Pada dasarnya, cara Belajar terdiri dari tiga tipe,yaitu;
Visual:
anak yang mempunyai cara belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Auditori:
anak yang mempunyai cara belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan_kaset.


Kinestetik:
anak yang mempunyai cara belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat

6. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
1). Perubahan terjadi secara sadar
Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapanya bertambah, kebiasaanya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar , karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan , tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.


3). Perubahan dalam belajar bersifat Positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh Sesutu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam , tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.
4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar Sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.



2.2 KERANGKA BERFIKIR
Dalam pembahasan ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan untuk menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :
Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah.













BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Guru dan pendidik adalah dua istilah yang memiliki pemiripan tetapi juga memiliki perbedaan. Dikatakan mirip karena guru dan pendidik adalah orang dewasa yang bertugas untuk membimbing anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan dikatakan berbeda karena istilah guru lebih sempit penggunaannya dan pendidik lebih luas dan tidak dibatasi dengan ruang dan waktu. Tetapi perbedaan ini hanyalah dari segi penggunaannya saja sedang dari segi hakikinya sama.
Anak adalah orang yang membutuhkan pendidikan. Bayi yang lahir di muka bumi ini adalah fitrah tetapi dalam kefitrahannya tersebut tersimpan berbagai macam bakat, potensi maupun intelegensi yang merupakan faktor turunan dari orang sebelumnya hanya saja itu semua belum terlihat, itu semua akan terlihat sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak serta siapa yang membimbingnya dan di lingkungan mana anak itu tinggal. Oleh karena itu, anak perlu dibimbing dan dibantu untuk menimbulkan bakat, potensi dan intelegensi yang terdapat di dalam diri anak.
            Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah.





DAFTAR PUSTAKA
Whandi. 2010. Pengertian Belajar. http://whandi.net/pengertian-belajar.html. Diakses 12 Desember 2012
Fuddin. 2008. Psikologi Pendidikan. http://fuddin.wordpress.com/2008/02/28/psikologi-pendidikan/. Diakses 12 Desember 2012.
Belajar Psikologi. 2010. Macam-macam Motivasi Belajar. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar/. Diakses 13 Desember 2012.
Sardiman.2011.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada